Jumat, 30 September 2011

Makna Hari lahir Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2011



Sabtu, 1 Oktober 2011, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Walau umumnya rakyat Indonesia masih mengenang atau mengingatnya, namun ada pro dan kontra tentang peringatan Hari Kesaktian Pancasila itu.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada dasarnya adalah untuk memperkukuh Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa. Hal itu perlu kita sadari dalam rangka mengembalikan Pancasila sebagai dasar dan arah paradigmanya yang selama ini cenderung dilupakan, bahkan mungkin hendak ditinggalkan.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila perlu dijadikan media refleksi untuk merenungkan bagaimana bangsa Indonesia saat ini menggunakan Pancasila untuk hidup berbangsa dan bernegara. Dalam masa transisi ke arah demokrasi yang sebenarnya saat ini, ternyata telah terjadi krisis dan disintegrasi moral dan mental.

Dalam rangka mempertahankan kehidupan berbangsa dan bernegara, rakyat terpanggil untuk membela dan merevitalisasi Pancasila yang sedang berada di ambang bahaya. Dalam konteks merevitalisasi Pancasila sebagai dasar negara menuju terwujudnya masyarakat yang demokratis, seluruh lapisan masyarakat harus menyadari bahwa tanpa suatu platform dalam format dasar negara atau ideologi, maka suatu bangsa akan mustahil untuk mempertahankan survival-nya.

Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mempunyai makna bahwa Pancasila harus kita letakkan dalam keutuhan dengan pembukaan, dan dieksplorasikan sebagai paradigma dalam dimensi-dimensi yang melekat padanya.
Hasrat politik untuk bersatu tidak diimposisi dari atas, tetapi merupakan pergerakan kemasyarakatan, di mana semua kelompok masyarakat bangsa yang majemuk ini ikut serta secara aktif.

Jiwa dan semangat Pancasila lahir dari pertemuan hasrat dan kehendak politik pergerakan masyarakat dan dari kesadaran para pendiri negara ini. Dari kancah perjuangan persatuan dan persatuan bangsa dan negara itulah ditemukan formulasi kearifan kenegarawanan dalam falsafah negara Pancasila.

Penetapan Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan negara bukanlah pekerjaan yang sederhana. Proses pengesahannya melalui jalan yang panjang, penuh perdebatan yang berbobot, rasa tanggung jawab yang besar terhadap nasib bangsa dan negara di kemudian hari, tetapi juga penuh dengan rasa persaudaraan yang akrab.Kiranya perlu disadari pula bahwa kebinekaan maupun kesatuan-kesatuan Indonesia adalah suatu kenyataan dan suatu persoalan. Walaupun proses integrasi bangsa terus berjalan, namun potensi-potensi yang disintegratif belum hilang, bahkan amat mungkin tidak pernah akan hilang. Hal itu sebagai konsekuensi kita mendasarkan diri pada Pancasila. Sebab, Pancasila dengan karakter utamanya yang inklusif dan non-diskriminatif, tidak melihat kebinekaan dan kesatuan-persatuan sebagai suatu perlawanan, melainkan merangkul kedua-duanya.

Pancasila amat menekankan kesatuan-persatuan, tetapi tanpa mematikan atau melenyapkan kebinekaan. Di pihak lain, Pancasila menerima serta menghargai kebinekaan, tetapi dalam batas tidak membahayakan atau menghancurkan kesatuan-persatuan. Kebinekaan dalam kesatuan-persatuan dan kesatuan-persatuan dalam kebinekaan. Di sinilah letak kesaktian Pancasila.

Dalam konstelasi masyarakat Indonesia, memilih kesatuan-persatuan dengan mematikan kebinekaan hanya akan menghasilkan konflik-konflik yang mungkin diketahui di mana awalnya, tapi tak pernah dapat diduga di mana atau bagaimana akan berakhir. Sebaliknya, memilih kebinekaan dengan mengabaikan kesatuan-persatuan ibarat melepas bermacam-macam binatang buas dalam satu kandang, sehingga akan saling menerkam.

Kerangka dasar kehidupan nasional yang mendasarkan diri pada Pancasila akan melihat keragaman suku, agama, ras sebagai aset atau kekayaan bangsa. Namun, jiwa dan semangat Pancasila juga punya batas-batas yang menyangkut tetap tegaknya kesatuan-persatuan agar kebinekaan itu tetap berfungsi sebagai kekayaan dan modal bangsa, jangan berfungsi sebaliknya.
Pada masa penjajahan, kebinekaan dijadikan alat untuk memecah belah bangsa kita. Dalam konteks Indonesia merdeka, keadaan memang berubah cukup fundamental. Namun, ini pun belum menyelesaikan seluruh persoalan. Ketika diputuskan untuk membentuk negara kesatuan Republik Indonesia, semua kelompok dalam masyarakat terikat satu sama lain dalam satu kesatuan-persatuan secara politis. Setelah melalui fase transisi, dapat dikatakan bahwa kesatuan-persatuan politis itu tetap mantap, tapi kesatuan-persatuan berbangsa dan bernegara masih terkotak-kotak.

Bertolak dari persoalan tersebut, barangkali faktor keselamatan seluruh rakyat itulah yang kiranya tetap merupakan perekat. Ada nasionalisme dan patriotisme, namun lebih ke dalam, antarkita dengan manifestasi ketulusan memberi dan menerima, ketulusan mendesak ke belakang kepentingan dan ambisi pribadi, golongan, atau suku lewat jalan Pancasila.

Jalan Pancasila tidak bisa dikatakan sebagai jalan yang mudah, tetapi sejak awal memang telah disadari bahwa memilih jalan Pancasila memang berarti memilih jalan yang tidak mudah. Juga tidak dikatakan bahwa pembatasan-pembatasan yang bersifat eksternal tidak diperlukan. Tetapi, yang mesti jelas adalah pembatasan-pembatasan eksternal saja tidaklah cukup. Itu mungkin dapat mencegah perpecahan, tetapi tidak dapat menumbuhkan kesatuan dan persatuan.

Adapun aturan main atau konsensus tersebut juga harus bersifat dinamis, tidak sekali jadi, tetapi terus menjadi selalu terbuka untuk dikembangkan dalam dan melalui proses pengalaman bersama.

Rakyat sudah jenuh dengan pengotak-ngotakan yang mencetuskan konflik-konflik horizontal. Rakyat mengharapkan para pemimpin negeri ini benar-benar mampu memperbaiki keadaan. Janganlah kepentingan rakyat dinomorduakan atau diadu domba untuk ambisi pribadi atau golongan.

Bangsa ini masih memerlukan momen-momen yang mampu menggugah kesadaran akan pentingnya Pancasila. Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara harus kita jaga dan kita pertahankan dengan segala cara. Tanpa Pancasila, negeri ini akan digerogoti oleh bangsanya sendiri.***

Pembekalan MOMB (Masa Orientasi Mahasiswa Baru) FISIP UNIS Tangerang

BEM FISIP UNIS Tangerang selaku penyelenggara MOMB untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIS kembali menggelar MOMB dengan konsep yang berbeda dengan mengambil tema : 

"Melalui MOMB Dapat Membentuk Karakter Mahasiswa Yang Mandiri
dan Bermoral Serta Meningkatkan Silaturahmi dan Keakraban Menuju
FISIP UNIS Tangerang Yang Berbudaya Unggul"



Tangerang, 30 September 2011 Pukul 16.00 WIB di awali dengan pembekalan Calon Mhasiswa yang dibuka oleh Bapak Bambang Mardisentosa Drs. MM selaku Pembantu Rektor III (Bagian Kemahasiswaan) di Auditorium Utama UNIS Tangerang. Lalu Ketua Panitia BEM UNIS membacakan sambutannya sekaligus membacakan perlengkapan yang harus dibawa saat MOMB yaitu sbb:

Untuk Hari Minggu:
  • Balon Gas 2 Buah
  • Koin Peduli Berita 4.000
  • 10 Butir anggur
Individualnya:
  • 3 buah roti sobek
  • 1 botol minuman bio alkaline

Untuk Hari Senin:
  • Buku Tulis 5 buah (58 lembar)
  • Penghapus 2 Buah
  • Pulpen 2 Buah
  • Pensil 2 Buah
  • Penggaris 30 cm 2 Buah
  • 2 buah silver queen
  • 3 kardus instan 240 ml 3 buah
  • koin cinta pendidikan 5.000
  • kantong kresek warna hitam logo UNIS
Individualnya :
  • 3 buah roti sobek
  • 1 botol minuman bio alkaline

Kemudian Pukul 17.00 WIB dilakukan penyerahan calon mahasiswa/i dari BEM UNIS Tangerang ke BEM FISIP UNIS Tangerang.
Di BEM FISIP UNIS Tangerang.Calon Mahasiswa/i FISIP UNIS Tangerang diberi pembekalan/pengarahan. Acara yang pertama dimulai registrasi, sambutan ketua BEM FISIP, Sambutan Ketua Pelaksana dan Pembagian Kelopok serta Pembacaan barang-barang apa saja yang mesti dibawa untuk hari minggu, sebagai berikut:


Perlengkapan Peserta MOMB FISIP 2011

  •        Putra

·         Baju putih lengan panjang polos.
·         Celana panjang hitam.
·         Dasi pramuka.
·         Ikat pinggang hitam.
·         Kaus kaki, Kanan: Biru
     Kiri    : Hijau
·       Sepatu Pantopel Hitam.

  •        Putri

·         Baju putih lengan panjang polos.
·         Rok panjang hitam.
·         Kerudung biru.
·         Dasi pramuka.
·         Ikat pinggang hitam.
·         Kaus kaki, Kanan: Biru
    Kiri    : Hijau
·       Sepatu Pantopel Hitam.
  • Topi sarjana dengan warna biru – hijau, dan tali putih.
  • Kalung yang tebuat dari bawang merah sebanyak 10 butir dan bawang putih sebanyak 7 butir, dengan bandul daun salam sebanyak 8 buah, diuntai dengan  tali sepanjang  19cm+45cm.
  • Papan nama dengan ukuran 30cm x 15cm warna biru dan hijau, menggunakan karton dan kardus, dengan menggunakan tali rafia biru, hijau dan putih yang ditali kepang.

  • Menggunakan pita yang berwarna merah putih dengan panjang 10cm di lengan kiri.
  • Menggunakan tas dari bakul (bakul dengan merk UNIS dan lambang SNI) dan kain batik.
  •  Perlengkapan ibadah
  •  Alat tulis: buku disampul biru dan pulpen biru.
  •   Obat-obatan pribadi.
  •  H2O alami 600ml dengan merk FISIP UNIS
  • Air minum kotak dari sapi 2 buah.
  •  Bantal sobek 2 buah.
  •  Permen cium 11.
  •  Coklat ratu perak dan coklat peralatan kucing, masing masing 1 buah.
  •  Ciki 2 taro 1.
  •  Minuman pengganti keringat  1 .
  •  Minuman Bakteri  1.
  •  Buah Anyaman 2.
  •  Buah Matahari Cium 2.
  • Buah Kelereng Coklat 11
  • Buah permisi 2.
Untuk disumbangkan:
  •  Minyak sayur Dengan Merk FISIP UNIS
  • Beras Dengan Merk FISIP UNIS
  •  Kacang hijau Dengan Merk FISIP UNIS
  • Mie Instant 2 bungkus Dengan Merk FISIP UNIS
  • Buku tulis kosong 1 buah.
  • Pulpen biru 1 buah
  • Pensil biru 1 buah.
  • Penggaris 1 buah.
  • Penhapus 1 buah.
  • Sandal jepit 1 pasang
  • Buku bacaan yang bermanfaat 1.
  • Kado, dengan harga minimal Rp.5000
  • Sumbangan Rp.20000, dengan rincian : Rp. 5000 untuk baksos.
                                                                   Rp. 5000 untuk merchandise.
                                                                   Rp. 10000 untuk tiket masuk seminar.
  • Tanaman, dengan ukuran pot minimal diameter 16cm, dan tinggi tanaman minimal 30cm.


*semua perlengkapan wajib dibawa, untuk setiap perlengkapan yang tidak dibawa  akan mendapatkan sanksi..

(UAD)

Minggu, 25 September 2011

LIRIK LAGU MAHASISWA



DARAH JUANG
Disini negri kami
Tempat padi terhampar
Samudranya kaya raya
Tanah kami subur tuan…
Dinegri permai ini
Berjuta Rakyat bersimbah rugah
Anak buruh tak sekolah
Pemuda desa tak kerja…
Mereka dirampas haknya Tergusur dan
lapar bunda relakan darah juang kami
tuk membebaskan rakyat…
Mereka dirampas haknya Tergusur dan
lapar bunda relakan darah juang kami
pada mu kami berjanji…
BERDERAP DAN MELAJU
Berderap dan melaju, menuju Indonesia baru
Singsingkan lengan baju, singkirkan semua musuh-musuh
Rakyat pasti menang melawan penindasan
Rakyat kita pasti akan menang
Rakyat pasti menang merebut kedaulatan
Rakyat kita pasti akan menang
BURUH TANI
buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota
bersatu padu rebut demokrasi
gegap gempita dalam satu suara
demi tugas suci yang mulia
hari-hari esok adalah milik kita
terciptanya masyarakat sejahtera
terbentuknya tatanan masyarakat
Indonesia baru tanpa Orba
marilah kawan, mari kita kabarkan
di tangan kita tergenggam arah bangsa
marilah kawan, mari kita nyanyikan
sebuah lagu tentang pembebesan
di bawah kuasa tirani
kususuri garis jalan ini
berjuta kali turun aksi
bagiku satu langkah pasti
“TOTALITAS PERJUANGAN”
Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta

Sabtu, 24 September 2011

Saatnya Mengembalikan Kejayaan BEM FISIP UNIS Tangerang


Pemilu BEM FISIP UNIS Tangerang Percayakan M.Jawi dan Uis untuk duduk sebagai Ketua dan Wakil BEM FISIP UNIS Tangerang...

Berdasarkan surat rekomendasi dari Komisi Pemilihan Umum UNIS Tangerang yang diketuai oleh sdri. Rinda tentang pelaksanaan pemilu BEM FISIP UNIS Tangerang, BEM FISIP UNIS Tangerang langsung membentuk sebuah lembaga yaitu Komisi Pemilihan Umum Fakultas (KPUF) yang diketuai oleh Sdr. Panca Hari Putra. Pelaksanaan PEMILU BEM FISIP UNIS Tangerang jauh berbeda dengan tahun yang sebelumnya. Pemilu BEM FISIP dikemas lebih menarik dan sangat mendidik karena tata cara pemilu BEM FISIP mirip dengan pemilu presiden pada umumnya..
PEMILU BEM FISIP UNIS Tangerang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2011, Tempat Pemungutan Suara (TPS) terletak di depan ruang TU FISIP UNIS Tangerang. 
Hail perhitungan dilakukan malam itu juga dan pasangan no 1 jawi-uis berhasil mengalahkan pasangan dadang-asmuni sebagai ketua dan wakil bem fisip unis tangerang 2011 .dari 177 suara, jawi-uis memperoleh 82 suara, dadang-asmuni 62 suara, dan 33 suara tidak sah.


Serah-Terima Jabatan BEM FISIP UNIS Tangerang 2010

24 Febuari 2011, hari yang bersejarah bagi BEM FISIP UNIS Tangerang 2011. Tepat pukul 18.30 wib, diadakan acara Serah Terima Jabatan (SERTIJAB) dari BEM FISIP UNIS 2010 kepada BEM FISIP UI 2011. Bertempat di ruang Kelas FISIP Semester III, dipenuhi dengan jaket biru dongker kebanggaaan. Acara diawali dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan, Indonesia Raya. Lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan FISIP UNIS Tangerang bapak DR. Erik Syehabudin. Drs .MM. Selanjutnya, dibacakan surat keputusan pelantikan oleh Dekan FISIP UNIS, dan selanjutnya Ketua BEM FISIP terpilih Muhamad Jawi membacakan surak keputusan anggota bBEM FISIP yang baru. Masuk ke acara inti, yaitu penyerahan jabatan dari BEM FISIP UNIS 2010 yang disimboliasi dengan penyerahan bendera BEM FISIP UNIS. Diwakili oleh ketua BEM FISIP UNIS 2010, Ahmad Sayuti, kepada BEM FISIP UNISI 2011 yang diwakili oleh ketua BEM FISIP UNIS 2011, Muhamad Jawi. Ucapan terima kasih dan beberapa pesan dihaturkan kepada seluruh anggota BEM FISIP UNIS 2010 dan 2011. Selanjutnya, ketua BEM FISIP UI 2011 memberikan penjelasan terhadap Program Kerja yang sudah dibuat sebelumnya.







Jumat, 23 September 2011

Sejarah Singkat UNIS Tangerang



Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) Tangerang adalah Perguruan Tinggi pertama yang didirikan di Tangerang, merupakan pelopor pendidikan tinggi untuk daerah ini. Adapun Nama Syekh Yusuf yang diabadikan menjadi nama Universitas, secara singkat riwayat sebagai berikut:

Syekh Yusuf adalah seorang ulama, sekaligus seorang pejuang dan pahlawan nasional. Lahir tanggal 3 Juli 1626 di Lakiung Makasar. Bapaknya Bernama Sultan Alaudin Raja Gowa ke 14 (1593-1693). Sedang ibunya bernama Siti Aminah, Puteri seorang Lurah. Pada usia 18 tahun Syekh Yusuf meninggalkan kerajaan Gowa menuju Banten. Setelah menetap di Banten selama 5 Tahun, Beliau perhi ke negeri Yaman untuk menuntut Ilmu Tarekat kepada Syekh-Abi Abdullah. Sebagai seorang pemuda yang haus ilmu, Syekh Yusuf kemudian melanjutkan studinya dibeberapa kota di negeri Arab, kurang lebih selama 15 Tahun. Selama dalam perantauan tersebut nama Syekh Yusuf tekenal sebagai ulama yang sangat bijak.

Kemashuran nama Syekh Yusuf diketahui oleh sultan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa. Pada Tahun 1664 Syekh Yusuf dipanggil oleh Sultan Ageng Tirtayasa untuk mengajar putera-puteri Sultan di Banten. Syekh Yusuf kemudian kawin dengan puteri Sultan Ageng Tirtayasa yang bernama Syarifah. Pada tahun 1682 Belanda menyerbu Banten. Waktu itu Syekh Yusuf diangkat menjadi adipati. Ketika Sultan Banten ditangkap oleh Belanda pada tahun 1680 , perjuangan melawan Belanda pun diteruskan dan dipimpin langsung oleh Syekh Yusuf. Semangat kepahlawanan dan kegigihan Syekh Yusuf sangat ditakuti oleh Belanda. Meski begit Belanda terus berusaha untuk menangkap Syekh Yusuf.

Pertempuran antara Syekh Yusuf dengan pasukan penjajah Belanda yang cukup besar dan bersejarah terjadi di Muara Sungai Citanduy. Waktu itu, seorang tentara Belanda, Van Happel, menyamar menjadi seorang Arab yang membawa lari puteri Syekh Yusuf yang bernama Asma dan menjadikannya sebagai sandera. Melalui puterinya yang menjadi itu. Melanda mengetahui tempat persembunyian Syekh Yusuf, sehingga terjadilah perlawanan sengit yang akhirnya karena kekuatan tidak sebanding terpaksa Syekh Yusuf menyerah pada tanggal 1683. Syekh Yusuf dibuang ke Seylon (Sri Langka) bersama anggota keluarga dan pengikutnya. Ditempat pembuangan Syekh Yusuf terus berjuang mengembangkan syiar agama islam dan menentang penjajahan Belanda.

Tahun 1694 Syekh Yusuf dipindahkan ke Afrika Selatan bersama 49 anggota keluarga dan pengikutnya. Syekh Yusuf wafat di Afrika Selatan pada tahun 1699. Jenazahnya dimakamkan di Afrika Selatan , tetapi kemudian dipindahkan kerangkanya ke makasar dan dimakamkan di daerah kelahirannya, di Desa Lakiung Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Itulah sekilah sejarah perjuangan Syekh Yusuf.

Situasi Tangerang pada tahun 1966 demikian bergolak dengan dengan adanya pemberontakan G 30S/PKI. Pada waktu itu, kekuatan sosial yang ada di Tangerang khususnya yang mereka yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa dan Pemuda Pelajar yang dikordinir oleh Himpunan Warga Mahasiswa Tangerang (HIWAMATA) bersama-sama kekuatan ABRI dan masyarakat yang ada di Tangerang bersama-sama bahu membahu membantu menumpas sisa-sisa pemberontakan tersebut sehingga stuasi Tangerang tetap aman dan kondusif.

Pada watu itu, Tangerang bidang pendidikan masih sangat memperihatinkan. Janganpun mempunyai perguruan tinggi, sekolah menengah pertama pun baru ada pada tahun 1951 dengan didirikannya SMP Mardi Siswa yang merupakan cikal bakal berdirinya SMP Negeri 1 Tangerang. Walaupun sebelumnya pernah ada gagasan dari para alumni Akademi Militer Tangerang untuk mendirikan Perguruan Tinggi namun tidak sempat terealisasi.

Dalam kondisi semacam itu, para pemuda Tangerang yang akan melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi mengalami kesulitan karena harus pergi ke kota besar diluar Tangerang yang tentu saja memerlukan biaya besar.

Dengan ;atar belakang tersebut dan didorong dengan semangat patriotik, para pemuda yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa(KAMI) pu tergugah dan akhirnya berupaya mencoba menggoreskan pena untuk mengukir sejarah baru bagi kabupaten Tangerang, yaitu dengan merintis berdirinya sebuah perguruan tinggi yang pertama dalam sejarah Tanngerang.

Gagasan berdirinya perguruan tinggi di Tangerang dicetuskan dan diprakarsai oleh mahasiswa yang kuliah di Jakarta ialah :Muh. Astary, M. Thamrin HR dan M.Sanny Iskandar.

Pada Tanggal 13 Maret 1966, dibentuklah Panitia Persiapan Pendirian Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang Cabang Tangerang, dengan susunan panitia sebagai berikut:

Ketua                  : H. Abdullah Segaf
Wakil Ketua        : H. Somawinata
Sekretaris            : Muh Astary
Wakil Sekretaris  : M. Thamrin HR. Sm. HK
Anggota              : 1. Machlan
                             2. H.A Sadeli
                             3. M. Sanny Iskandar

Dengan kerja keras, panitia mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk mendirikan universitas yang pertama di Tangerang. Alhamdulillah dengan ridho Allah SWT. Universitas Islam Syekh Yusuf Cabang Tangerang berdiri pada tanggal 14 April 1966 berdasarkan surat keputusan yayasan UNIS Tangerang Jakarta Nomor 290-UNIS-XXVII-KPTS-1966 dengan susunan Sebagai berikut:
Pelindung       : Panca Tunggal
Ketua Umum : Mayor TNI-ADE Mugni
Ketua I          : Drs. Kama Suwanda
Ketua II         : A. Thabrani
Ketua III        : H..M Sjafe'i
Ketua IV        : H. Abdullah Segaf
Sekretaris I    : Mas Hasan Djakaria
Sekretaris II   : Muh Astary
Bendahara I   : A. Sunendi
Bendahara II  : A. Sya'dunny
Seksi Usaha   : 1. H. A. Sadeli
                        2. Abdullah Asep
Anggota         : 1. M. Ma'sum S.Salim
                        2. Kusuma Atmasasmita
                        3. Shohib Abdul Aziz
                        4. M.A. Thohirudin
                        5. Arieh  Suhaemi
                        6. A. Mukri Rachiem
                        7. R. Aboebakar Saleh
                        8. H. Somawinata
                        9. H. Abdullah Amin
                       10. M. Thamrin HR. Sm. Hk

Pada tanggal 10 Nopember 1966, UNIS Tangerang memulai perkuliahannya yang pertama diresmikan oleh Bupati Kabupaten Tangerang H.E Muhdi dengan mebuka satu Fakultas yaitu HESP (Hukum, Ekonomi, Sosial  Politik) dengan susunan pengurusnya sebagai berikut:
Dekan                           : Drs. Karna Suwanda
Ketua Jurusan                : Salim Dafara
Ketua Jurusan Ekonomi : Drs. Mochrod
Ketua Jurusan Sospo     : Barli Djajadikarga, BA

Gedung UNIS yang Pertama pemberian dari Pemerintah kabupaten, ialah gedung eks SMA Baperki di Babakan Ledeng UNIS yang sekarang digunakan oleh SLTPN 17 Tangerang.
Mahasiswa pertama masuk UNIS Tangerang berjumlah 219 terdiri dari 139 orang jrusan hukum, 46 jurusan ekonomi dan 34 jurusan sosial politik.
Setahun setelah menempati Gedung pertama itu gedung perkuliahan dipindahkan ke gedung eks SD Baperki yang sekarang dipergunakan SD dan SMP Syekh Yusuf. Gedunf ini juga pemberian Pemerintah Kabupaten Tangerang terletak dijalan saham, yang selanjutnya sebagai penghargaan kepada UNIS oleh Pemerintah daerah jalan tersebut diganti namanya dengan nama jalan Syekh Yusuf. Pada tahun 1970 Fakultas HESP dikembangkan menjadi tiga fakultas sebagai berikut:

  1. Fakultas Hukum
  2. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan
  3. Fakultas Ushuludin sebagai pengganti Fakultas Ekonomi. 
Sedangkan susunan pengurusnya adalah sebagai berikut:
Rektor                               : Drs Hamzah Ya'qub
Dekan Fakultas Hukum      : Ahmad Alwi SH
Dekan FISIP                     : Drs. Supriono
Dekan Fakultas Ushuludin  : KH, Amir Nasir

Dengan terbitnya peraturan yang tidak membenarkankelas jauh bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maka pada 4 September 1975, UNIS Tangerang melepaskan diri dari induknya UNIS Jakarta berdasarkan Piagam Pelepasan Nomor 123/UNIS-IX/75 dan berada dibawah binaan yayasan UNIS Tangerang. Sejak itu UNIS Tangerang terdaftar di kopertis wilayah III (Sekarang kopertis wilayah IV) Jawa Barat di Bandung yang terdiri dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum dan Fakultas Teknologi Tekstil sedangkan Fakultas Ushuluddin terdaftar di Kopertis Wilayah I Jakarta.

Tahun 1979, UNIS Tangerang dikembangkan dengan membuka satu fakultas yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan administrasi Supervisi Pendidikan (Adsup), Sedangkan jurusan pendidikan dunia usaha pada fakultas ini dibuka pada tahun akademik 1981,1982.

Tumbuh dan berkembangnya UNIS Tangerang tidak terlepas dari perharian Pemda dan masyarakat pad aumumnya. Hal ini terbukti bahwa sejak berdirinya, UNIS Tangerang senantiasa mendapat bantuan dari aparat Pemda, baik selaku pribadi maupun secara kedinasan, juga dari para pengusaha yang bermukim diwilayah tangerang. Pada tahun 1980 UNIS Tangerang bekerja sama dengan APSyFI dan Pemda yang memulai pembangunan kampus baru dijalan Harapan II (Sekarang Jalan Maulana)  diatas atanah1,2 H. keseluruhan biaya pembangunan tersebut ditanggung oleh pihak APSyFI sedangkan tanahnya disediakan Pemerintah Daerah.

Tanggal 8 Febuari 1982 merupakan hari yang bersejarah bagi UNIS Tangerang. Pada hari itu UNIS Tangerang menempati kampus baru dijalan Harapan II. Sebelum menempati kampus ini, UNIS Tangerang berkampus di Jalan Syekh Yusuf (sekarang Syekh Yusuf) yang saat dipakai untuk SD dan SMP Syekh Yusuf. Perpindahan ini membawa hikmah dan kemajuan yang besar bagi perkembangan UNIS Tangerang, sebab selain tempat yang cocok untuk kegiatan proses belajar mengajar karena jauh dari kebisingan kota, juga cocok tanah dan pengembangan gedung perkuliahan masih tersedia cukup luas sehingga pada tahun 1985 UNIS Tangerang berhasil merampungkan pembangunan gedung III yang dananya bersumber dari bantuan konsentrasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kopertis Wilayah IV Jawa Barat dan Swadaya UNIS sendiri.

Pembangunan prasarana fisik untuk menunjang proses belajar mengajar di UNIS Tangerang berlangsung terus; hingga yang terakhir diresmikanpembangunan gedung IV (lantai II) bersamaan dengan Dies Natalis ke 28 , tepatnya pada tanggal 14 April 1994. Pembangunan gedung ini pun tidak lepas dari bantuan para pengusaha dan masyarakat Tangerang bersama-sama dengan Pemda Kota Tangerang. Saat ini, (mulai tahun 1995/1996) telah dibangungedung Fakultas Teknik dan Fakultas Ekonomi yang terdiri dari dua lantai, berdekatan dengan gedung FT yang lama, diperuntukan bagi ruang kuliah, laboratorium dan perkantoran.

Proses dan dinamika pembangunan menuntut peningkatan mutu Sumber Daya Manusia agar memiliki kinerja yang baik yang bercirikan disiplin dan produktif sesuai profesi serta spesialisasi maupun dalam lingkup bertanggung jawab sosial. Hal tersebut pada dasarnya merupakan upaya kongkrit untuk meningkatkan mutu para eksekutif serta tenaga edukatif.

Dalam kaitan ini UNIS Tangerang pada tahun Akademik 2000/2001 membuka Program Pascasarjana (S2) Konsentrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Program ini telah terakreditasi SK Dikti No. 293/KEP/DIKTI/2000 oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Tahun Akademik 2002/2003 Program Pascasarjan UNIS Tangerang membuka kembali dua konsentrasi Program Studi yaitu Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu administrasi Pendidikan.

Sarana dan Prasarana pembangunan fisik terus dikembangkan oleh UNIS Tangerang dengan penyelenggaraan Lustrum VII pada tanggal 14 April 2001 diresmikan oleh Bapak Walikota Tangerang Pembangunan Masjid Al-Muzakkirin Kampus UNIS Tangerang, yang bukan saja merupakan kebanggaan masyarakat kampus, tetapi juga masyarakat Kota Tangerang.

    NO     TAHUN            REKTOR

  1. 1966-1967          Drs. Karna Suwanda
  2. 1967-1971          Drs Hamzah Ya'qub*
  3. 1971-1973          Anwar Ahmad*
  4. 1973-1975          Ir. Ahmad Efendi*
  5. 1976-1977          Drs. H.E Suyatno B.Ac*
  6. 1977-1980          Drs. Barli Djajadikarga (Pjs)
  7. 1980-1985          Drs. Barli Djajadikarga
  8. 1985-1989          Drs. Barli Djajadikarga
  9. 1989-1989          Ir. Salura (Pymt)
  10. 1989-1993          Drs. H. Yusuf Budiana Tanu, SH
  11. 1993-1997          Drs. H. Yusuf Budiana Tanu, SH
  12. 1997-2001          Drs. H. Yusuf Budiana Tanu, SH
  13. 2004-2008          Drs. H. Nana Suryana, MM
  14. 2008-Sekarang    Drs. Mas Iman Kusnandar SH. M.Si
Catatan: *masih merangkap dengan UNIS Pusat Jakarta




Serba-serbi Ospek




Tangerang - Apa sih yang melintas dibenakmu jika kamu mendengar kata ospek? Belakangan ini, ospek dianggap sebuah kegiatan kontroversial yang penuh dengan unsur kekerasan (bullying), intimidasi dan tragedi. Namun, apa sih sebenarnya tujuan ospek dan bagaimana seharusnya kegiatan ini berjalan? 

Ospek sendiri sebuah singkatan dari Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus, setiap universitas melaksanakan kegiatan ini tiap penerimaan mahasiswa baru yang biasanya dilakukan setiap semester gasal atau sekitar awal Oktober.

Kegiatan pengenalan ini murni digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang ada pada setiap kampus perguruan tinggi. Karena ospek merupakan kegiatan BEM yang dilakukan di luar jam kuliah, maka pihak-pihak seperti rektor, dosen dan badan admisi kampus tidak turut ikut dalam kegiatan ini, mereka hanya mengawasi agar Ospek berjalan dengan baik.

Sebenarnya Ospek sendiri memiliki tujuan, loh, yaitu antara lain membantu mahasiswa baru (Maba) untuk mengnal dan memahami lingkungan kampus sebagai suatu lingkungan akademis, serta memahami mekanisme yang berlaku didalamnya. Menambah wawasan maba dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia di kampus, mempersiapkan maba agar mampu belajar di perguruan tinggi serta mematuhi peraturan dan norma yang berlaku. Selain itu juga menumbuhkan rasa persaudaraan di kalangan civitas akademika.

Enggak hanya memiliki tujuan, ternyata ospek juga harus memiliki fungsi tersendiri, seperti fungsi orientasi, fungsi komunikatif, fungsi normatif dan fungsi akademis.

Adapun penjabaran fungsi-fungsinya, seperti fungsi orintasi yakni ospek berfungsi pengenalan dan adaptasi bagi Maba untuk memasuki Perguruan Tinggi (PT) yang berbeda dengan belajar disekolah lanjutan. Ospek harus memiliki fungsi komunikasi yaitu, komunikasi yang terjadi diantara civitas akademica dan pegawai kampus lainnya.

Ospek juga harus punya fungsi normatif yang membuat Maba menghayati dan mengamalkan aturan serta norma yang berlaku di kampus, loh. Kemudian yang terakhir yaitu, fungsi akademis yang memunginkan Maba mengembangkan bakat, intelekual, minat dan kepemimpinan mereka.

Sayangnya, ospek yang selama ini kita kenal sepertinya tidak berjalan dengan semestinya sesuai tujuan dan fungsi ospek itu sendiri, ya. Jejak rekam ospek selalu diiringi cerita suram semacam kekerasan, intimidasi secara persuasif, makian , dan bahkan kematian. Ditambah, media massa selalu mengumbar perspektif negatif mengenai ospek.

Meski demikian, tampaknya kampus-kampus di Tanah Air tidak kapok, ya, dengan tragedi yang selama setengah dekade ini menjadi momok di dunia perguruan tinggi. Buktinya kegiatan ospek masih dilaksanakan tiap kali penerimaan maba. 

Tetapi, sebenarnya ada atau enggak, ya, pengalaman-pengalaman ospek yang betul-betul membawa maslahat bagi pesertanya? Sepertinya sih nihil, ya, tetapi mungkin saja bukan? Penasaran dengan cerita serunya ospek, simak terus di djoes_hahay@yahoo.com.(uad)

Selasa, 20 September 2011

Dibalik Angka "2"


21 September 2011
Dibalik Angka "2"

Hidup 2 ! “..aa..debo 2 Nene’..” ( tetap nomor dua , nenek !).
Yel-yel ini tentu masih akrab ditelinga rakyat yang hidup di zaman orde baru. 2, adalah sebuah angka yang diidentikan dengan nomor urut salah satu Partai Politik yang pernah merajai peta perpolitikan selama ± 32 tahun di era itu.
Kata dua atau angka 2 pernah menjadi sebuah istilah yang diurai lewat sebuah dialog pada cerita / Hungguli yang hangat saat itu. Isi ceritanya / hunggulinya kira-kira begini :
- Anak : ti Nene mo milih wolo ( Nenek Pilih apa ? )
- Nenek : “ aa ..ti nenemu ..debo 2 uwti “ ( Nenekmu ini tetap pilih nomor 2 )
Apakah Cintanya seorang nenek terhadap partai bernomor urut 2 ataukah doktrin politiknya, si nenek tadi tetap menjawab nomor 2 walupun partai tersebut telah berganti-ganti nomor urut.
Lain Nenek,lain pula dengan “Slank”. Group Band Rock papan atas ini disetiap Konsernya meneriakkan yel-yel dengan kata “piss” ( peace-damai ) sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya ke atas sebagai simbol Perdamaian. Dan, Sampai saat ini simbol tersebut dipakai setiap orang sebagai ungkapan Salam Perdamaian.
Beragam persepsi untuk memaknai Angka 2 ini. Namun dengan pemahaman yang “dangkal” ini, saya coba memversikan lain dengan mengkait-kaitkan dengan suhu Politik Provinsi Banten  saat ini.
Sang Maha Pemilik Alam ini menciptakan segala sesuatunya dengan berpasang-pasangan. Ada Hitam ada Putih, Siang dan Malam, Panas dan Dingin, Pria dan Wanita dan sebaginya. Artinya ada 2 warna, ada 2 kondisi, 2 situasi, 2 Jenis Kelamin.
Salah satu Kontestan Pemilukada Provinsi Banten yaitu Pasangan WH-IRNA kebetulan bernomor urut 2. Apakah memang pasangan ini membawa isu ‘Perdamaian’ seperti halnya impian setiap orang dan Grup Slank di setiap konsernya ? Maybe Yes or Not !. Namun jika dilihat perolehan Pendukung di Halaman Facebooknya, sampai tulisan ini di posting Pasangan ini terbanyak anggotanya dengan mengantongi 4254 Anggota. Disusul oleh Pasangan 3 dengan 2249 Anggota dan Pasangan dengan 1258 anggota.
1-2-3 . ! dalam komposisi ini, angka 2 berada diposisi tengah. Artinya ketika harus memilih maka posisi 2 adalah Netral / independent dan dapat mengakomodir berbagai kepentingan baik kepentingan 1 dan 3 atau antara Kepentingan Rakyat dan Parpol. Hehehe…
Kebetulan Komputer warnet yang saya Pake buat nge-net pake Intel Core 2. Apa memang kebetulan ya..??
Lebih mengejutkan lagi, Si Pengecut Demokrasi Tangsel ! Manusia Pendukung Fanatik Pasangan Nomor 1 dan yang paling getol menghujat PasanganWH-IRNA di Halaman Facebooknya , bahkan Pernah Mengataiku dengan kalimat-kalimat yang kurang baik.
Mohon maap , Bung Admin Forum. Tulisan ini tidak bermaksud mengkultuskan salah satu pasangan. Namun opini yang bersifat joke ini lahir akibat melihat jumlah anggota pasangan WH-IRNA di Halaman Facebooknya yang cukup banyak. Dan sehingga saya berpikir apakah pasangan ini terterima di tingkat masyarakat Banten ?? Hanya Anda yang Mampu menjawab.
Akhirnya, diasampaikan bahwa “ Masa Depan kita yang Indah, ditentukan oleh Pilihan yang Benar Hari ini !”( Djoes Ayo Semangadh )